Monday, February 20, 2017

Biar bersama sepi

Lalu saat kesepihan hinggap pada sunyi..
Sedang debur ombak kegelisahan menghantam rasa..
Damai sicamar menari dipelupuk rindu..
Pada sebuah nma yg lama tak terdengar....
Duhai adinda...
Sudahlah kutau bukanlah pilihanmu..
Sudahlah kutau rasamu berlabuh didermaga yang lain..

Biarlah disini bersama sepi..
Kuteguk secangkir cinta imaji..
Biarlah disini bersama sunyi..
Kutulis serpihan mozaik diri..

Tentang cinta yang tak lagi kurasa.
Tentang dia yang tak lagi bersama.
Resah gelisah nafas cinta.
Tak lagi bermakna.

Cukup kutuangkan segala rasa.
Pada keluarga yang mencinta.
Cukup  kulabuhkan cita.
Pada Tuhan yang maha segala.

Wednesday, February 15, 2017

Muhasabah cinta

*Muhasabah cinta
seguris luka sempat bertandang
kala cinta sempatkan malang
dengan gagahnya ia tancapkan pedang
hingga aku meradang
hanyut dalam nestapa penuh goncangan
Dulu cinta itu membuaiku
Menenggelamkanku dalam keasikan duniawi
Sedang kini kutau
Kebahagian itu hanya sementara
tertawa riang namun diakhir kan binasa
Kini waktu kian mendekat
Menjemputku dengan erat
Disela sisa nafasku
Aku bersimpuh menghadapMu
Aku memohon ampunanMu
Karna hanya engkaulah yg sepatutnya merajai hatiku
Cintaku
Dan kehidupanku
Karna seluruh hidupku adalah hak Mu
Bukan malah untuk seseorang yg jelas haram bagiku
Yg adanya hanya akan memercikan api neraka kelak nanti
Naudzubillah
Aku tlah salah
Yg begitu mencintainya
Sedang kepadaMu aku lupa
Ya Rabb
Disepertiga malam aku menangis
Ribuan tangis itu menderaku
Aku benar" tlah berdosa
Namun ku ingin tetap terangi hidupku
Maka berikanlah NUR Mu
Selagi nafasku masih berhembus
aamiin ...

Gulita mimpi

Dan kini malam beranjak..
Kerlingan sang bintang dan pesona sang purnama.
Enggan menampakkan wajahnya..
Tinggal remang semburat sang lilin..
Meleburkan diri .
Membagi cinta pada kesunyian..

Duhai sang burung malam.
Nyanyikan sejenak melody kerinduan.

Biarlah daku menari pada gulita mimpi tak terbeli.

Monday, February 13, 2017

Aq merindukan genggaman itu.

Aku merindukan genggaman itu
Yang menguatkan saat diri tak lagi mampu
Membawa keteduhan dalam pikiran yang sedu
Mendatangkan rasa yakin kala hati dilanda ragu.
Aq merindukan genggaman itu.
Seperti jua bungah pada tangkainya
Bermekaran memberi warna baru bersanding mesrah dengan dedaunan.

Dan kini musim telah berganti.
Keharuman bungah tak lagi tercium.
Pun dedaunan layu berguguran.
Begitu pula genggaman kita.
Perlahan Jemari kita merenggang
Memisah lalu terpisah.
Duhai adinda.
Rasa cinta ini hanya dapat aku simpan
Hanya dengan setetes pena aku torehkan
Dengan selembar kertas aku ceritakan
Tak perlu lagi mulut ini mengungkapkan
Harapan bersamamu tetap ada
Kenangan dan diriku kini tinggal bersama
Tak ada lagi canda tawa saat berdua
Hanya air mata yang mampu berbicara..


Sunday, February 12, 2017

Duhai Qolbu

Wahai Sang Hati Duhai hati... Mengapa perlu engkau bersedih? Mengapa perlu engkau tangisi sesuatu yang sudah bukan lagi milikmu? Mengapa engkau selalu memikirkan tentang sesuatu yang bukan merupakan hal urusanmu? Mengapa engkau selalu mau menyalahkan taqdir? Mengapa engkau selalu sukar menerima hakekat realiti? Mengapa engkau sukar mengerti dan memahami apa yang sedang berlaku? Wahai Sang Hati... Andai engkau mengetahui bahwa betapa hebat aturanNya, pasti engkau akan sabar pada pukulan pertama diatas badai yang melanda dirimu. Pasti engkau akan Ridho diatas setiap peraturanNya, Pasti engkau akan yakin dan percaya akan setiap tindakanNya ke atasmu hamba yang lemah lagi hina. Aduhai Qalbu... Nalurimu meraung raung sekuat hati demi menggapi secebis keinginanu, Dan apabila kau sukses untuk mendapatkannya, kamu jadi lupa kepada yang memberikan nikmat itu, Maka kau layari bahtera yang terombang ambing itu demi kepuasan dirimu, Malangnya tiba suatu masa, engkau tersungkur di jalanan karena terlalu gairah mengejar duniawi, tatkala itu barulah engkau mulai mengenal Sang Pencipta. Jatuh tersungkur itu bukan untuk selamanya, namun itulah api menyemarakan nyalaan obor hatimu, itulah perisai diri yang mulai memagari dirimu, tatkala itu pasti engkau tersentuh seketika betapa pintu pengampunanNya masih terbuka luas buatmu. Dari hati yang penuh kotoran debu duniawi ... Semoga bermanfaat Salam Santun Erat Silaturahmi Dan Ukhuwah Fillah Keep semangat meraih Cinta dan RidhaNya...

Saturday, February 11, 2017

Penantian Tak Berujung

PENANTIAN TAK BERUJUNG

memapah asa di antara kemelut kasih tak berujung
berharap mendung agar memuntahkah embun di ujung malam
tangan berlumpur dosa datang mengetuk pintu langit
menatang nasib mengintai arah takdir
sungai jiwa kering kerontang
iman tak membungkam
angan bernafsu meniduri alam bersyahwat
arwah penasaran mengejek dalam igauan
bangkai dunia menebar aroma busuk
tahta bermakhota durjana menggugah selera
bergerombolan kawan pulang kampung halaman
melewati jalan menikung tak berujung
menelusuri nasib curam dan riam mengancam
lorong waktu gelap menantang kasih
pelita hidup padam menghadang jalan setapak
penyamun kalbu mengubur kaburkan makna
pintu pintu tak berkunci menanti kedatanganmu
pengawal berjubah hitam siap mencecar
galah panjang tak terbilang berbulu menembus kerak mendedah raga
meraba di bilik kelam penuh duri dan onak
blangkon di dada dipajang di ruang tamu
kuda bermerek tak mau mengusung
semburan air mata membasahi kain kasa
tidur di bantal berbalut tembikar
duduk termangu mengharap angin masuk lewat celah bumi
namamu perlahan lekang di keramaian maya
istana penantian tak seindah dunia
jarum jam seolah tak lagi berdetak
siang tak lagi mengusir malam
pagi tak juga mengejar petang
hanya satu harapan hidup kapan bumi berdentang hebat biar penantian sampai ke batas.

Friday, February 10, 2017

Rasa Sang Penyair

RASA SANG PENYAIR
Tak terpercik harapan yang terjuntai..
Bergelar kepingan kapas dan debu yang melayang tanpa mata angin
Hanya melayang,,tanpa adanya butiran debu yang terbawa..
Jiwaku Gaduh,,
Pecahkan saja tangisku!!!
Berlari,,tapi aku tak sanggup menerjang hempasan kapasku,,
Sepi..tapi dirasa ramai bagai tak terdengar sunyiku,,
Membuka jalanan nan begitu suram...
...berteriak!!!
tapi tak kudengar,,,
Binaran yang begitu jauh terlampau,,aku pun jatuh.
Tak dirasa,,seperti bongkahan jiwa yang tak akan lelah dalam masa..
Aku berlari,,aku kan berlari sampai mati,,
Kulukiskan merah darahku ketika kuingin menangis..
Hanya aku yang terdengar...hanya aku yang akan tertawa.
Orange..biru..putih..hijau,,dan hitam mewarnanya kehidupan,,
kulalui bak kereta api yang melaju kencang..
Seperti siput betina yang kelaparan..
Lirih....bagai nyiurku terhempas lambaian angin buta,,
Ku genggam..hanya aku yang tergenggam.
Seperti air sungai tanpa muara...
dan terus menari mencari muara pelabuhan sesungguhnya...