Lalu saat kesepihan hinggap pada sunyi..
Sedang debur ombak kegelisahan menghantam rasa..
Damai sicamar menari dipelupuk rindu..
Pada sebuah nma yg lama tak terdengar....
Duhai adinda...
Sudahlah kutau bukanlah pilihanmu..
Sudahlah kutau rasamu berlabuh didermaga yang lain..
Biarlah disini bersama sepi..
Kuteguk secangkir cinta imaji..
Biarlah disini bersama sunyi..
Kutulis serpihan mozaik diri..
Tentang cinta yang tak lagi kurasa.
Tentang dia yang tak lagi bersama.
Resah gelisah nafas cinta.
Tak lagi bermakna.
Cukup kutuangkan segala rasa.
Pada keluarga yang mencinta.
Cukup kulabuhkan cita.
Pada Tuhan yang maha segala.
Serpihan mozaik berisi tentang pengalaman cita dan cinta.. Tentang apapun rasa yang kita terima. Karna dadaku rasamu rasa kita adalah serpihan mozaik perjalanan hidup.
Monday, February 20, 2017
Wednesday, February 15, 2017
Muhasabah cinta
*Muhasabah cinta
seguris luka sempat bertandang
kala cinta sempatkan malang
dengan gagahnya ia tancapkan pedang
hingga aku meradang
hanyut dalam nestapa penuh goncangan
Dulu cinta itu membuaiku
Menenggelamkanku dalam keasikan duniawi
Sedang kini kutau
Kebahagian itu hanya sementara
tertawa riang namun diakhir kan binasa
Kini waktu kian mendekat
Menjemputku dengan erat
Disela sisa nafasku
Aku bersimpuh menghadapMu
Aku memohon ampunanMu
Karna hanya engkaulah yg sepatutnya merajai hatiku
Cintaku
Dan kehidupanku
Karna seluruh hidupku adalah hak Mu
Bukan malah untuk seseorang yg jelas haram bagiku
Yg adanya hanya akan memercikan api neraka kelak nanti
Naudzubillah
Aku tlah salah
Yg begitu mencintainya
Sedang kepadaMu aku lupa
Ya Rabb
Disepertiga malam aku menangis
Ribuan tangis itu menderaku
Aku benar" tlah berdosa
Namun ku ingin tetap terangi hidupku
Maka berikanlah NUR Mu
Selagi nafasku masih berhembus
aamiin ...
seguris luka sempat bertandang
kala cinta sempatkan malang
dengan gagahnya ia tancapkan pedang
hingga aku meradang
hanyut dalam nestapa penuh goncangan
Dulu cinta itu membuaiku
Menenggelamkanku dalam keasikan duniawi
Sedang kini kutau
Kebahagian itu hanya sementara
tertawa riang namun diakhir kan binasa
Kini waktu kian mendekat
Menjemputku dengan erat
Disela sisa nafasku
Aku bersimpuh menghadapMu
Aku memohon ampunanMu
Karna hanya engkaulah yg sepatutnya merajai hatiku
Cintaku
Dan kehidupanku
Karna seluruh hidupku adalah hak Mu
Bukan malah untuk seseorang yg jelas haram bagiku
Yg adanya hanya akan memercikan api neraka kelak nanti
Naudzubillah
Aku tlah salah
Yg begitu mencintainya
Sedang kepadaMu aku lupa
Ya Rabb
Disepertiga malam aku menangis
Ribuan tangis itu menderaku
Aku benar" tlah berdosa
Namun ku ingin tetap terangi hidupku
Maka berikanlah NUR Mu
Selagi nafasku masih berhembus
aamiin ...
Gulita mimpi
Dan kini malam beranjak..
Kerlingan sang bintang dan pesona sang purnama.
Enggan menampakkan wajahnya..
Tinggal remang semburat sang lilin..
Meleburkan diri .
Membagi cinta pada kesunyian..
Duhai sang burung malam.
Nyanyikan sejenak melody kerinduan.
Biarlah daku menari pada gulita mimpi tak terbeli.
Kerlingan sang bintang dan pesona sang purnama.
Enggan menampakkan wajahnya..
Tinggal remang semburat sang lilin..
Meleburkan diri .
Membagi cinta pada kesunyian..
Duhai sang burung malam.
Nyanyikan sejenak melody kerinduan.
Biarlah daku menari pada gulita mimpi tak terbeli.
Monday, February 13, 2017
Aq merindukan genggaman itu.
Aku merindukan genggaman itu
Yang menguatkan saat diri tak lagi mampu
Membawa keteduhan dalam pikiran yang sedu
Mendatangkan rasa yakin kala hati dilanda ragu.
Aq merindukan genggaman itu.
Seperti jua bungah pada tangkainya
Bermekaran memberi warna baru bersanding mesrah dengan dedaunan.
Dan kini musim telah berganti.
Keharuman bungah tak lagi tercium.
Pun dedaunan layu berguguran.
Begitu pula genggaman kita.
Perlahan Jemari kita merenggang
Memisah lalu terpisah.
Duhai adinda.
Rasa cinta ini hanya dapat aku simpan
Hanya dengan setetes pena aku torehkan
Dengan selembar kertas aku ceritakan
Tak perlu lagi mulut ini mengungkapkan
Harapan bersamamu tetap ada
Kenangan dan diriku kini tinggal bersama
Tak ada lagi canda tawa saat berdua
Hanya air mata yang mampu berbicara..
Yang menguatkan saat diri tak lagi mampu
Membawa keteduhan dalam pikiran yang sedu
Mendatangkan rasa yakin kala hati dilanda ragu.
Aq merindukan genggaman itu.
Seperti jua bungah pada tangkainya
Bermekaran memberi warna baru bersanding mesrah dengan dedaunan.
Dan kini musim telah berganti.
Keharuman bungah tak lagi tercium.
Pun dedaunan layu berguguran.
Begitu pula genggaman kita.
Perlahan Jemari kita merenggang
Memisah lalu terpisah.
Duhai adinda.
Rasa cinta ini hanya dapat aku simpan
Hanya dengan setetes pena aku torehkan
Dengan selembar kertas aku ceritakan
Tak perlu lagi mulut ini mengungkapkan
Harapan bersamamu tetap ada
Kenangan dan diriku kini tinggal bersama
Tak ada lagi canda tawa saat berdua
Hanya air mata yang mampu berbicara..
Sunday, February 12, 2017
Duhai Qolbu
Wahai Sang Hati
Duhai hati...
Mengapa perlu engkau bersedih?
Mengapa perlu engkau tangisi sesuatu yang sudah bukan lagi milikmu?
Mengapa engkau selalu memikirkan tentang sesuatu yang bukan merupakan hal urusanmu?
Mengapa engkau selalu mau menyalahkan taqdir?
Mengapa engkau selalu sukar menerima hakekat realiti?
Mengapa engkau sukar mengerti dan memahami apa yang sedang berlaku?
Wahai Sang Hati...
Andai engkau mengetahui bahwa betapa hebat aturanNya, pasti engkau akan sabar pada pukulan pertama diatas badai yang melanda dirimu.
Pasti engkau akan Ridho diatas setiap peraturanNya,
Pasti engkau akan yakin dan percaya akan setiap tindakanNya ke atasmu hamba yang lemah lagi hina.
Aduhai Qalbu...
Nalurimu meraung raung sekuat hati demi menggapi secebis keinginanu, Dan apabila kau sukses untuk mendapatkannya, kamu jadi lupa kepada yang memberikan nikmat itu, Maka kau layari bahtera yang terombang ambing itu demi kepuasan dirimu, Malangnya tiba suatu masa, engkau tersungkur di jalanan karena terlalu gairah mengejar duniawi, tatkala itu barulah engkau mulai mengenal Sang Pencipta.
Jatuh tersungkur itu bukan untuk selamanya, namun itulah api menyemarakan nyalaan obor hatimu, itulah perisai diri yang mulai memagari dirimu, tatkala itu pasti engkau tersentuh seketika betapa pintu pengampunanNya masih terbuka luas buatmu.
Dari hati yang penuh kotoran debu duniawi ...
Semoga bermanfaat
Salam Santun Erat Silaturahmi Dan Ukhuwah Fillah
Keep semangat meraih Cinta dan RidhaNya...
Saturday, February 11, 2017
Penantian Tak Berujung
PENANTIAN TAK BERUJUNG
memapah asa di antara kemelut kasih tak berujung
berharap mendung agar memuntahkah embun di ujung malam
tangan berlumpur dosa datang mengetuk pintu langit
menatang nasib mengintai arah takdir
sungai jiwa kering kerontang
iman tak membungkam
angan bernafsu meniduri alam bersyahwat
arwah penasaran mengejek dalam igauan
bangkai dunia menebar aroma busuk
tahta bermakhota durjana menggugah selera
bergerombolan kawan pulang kampung halaman
melewati jalan menikung tak berujung
menelusuri nasib curam dan riam mengancam
lorong waktu gelap menantang kasih
pelita hidup padam menghadang jalan setapak
penyamun kalbu mengubur kaburkan makna
pintu pintu tak berkunci menanti kedatanganmu
pengawal berjubah hitam siap mencecar
galah panjang tak terbilang berbulu menembus kerak mendedah raga
meraba di bilik kelam penuh duri dan onak
blangkon di dada dipajang di ruang tamu
kuda bermerek tak mau mengusung
semburan air mata membasahi kain kasa
tidur di bantal berbalut tembikar
duduk termangu mengharap angin masuk lewat celah bumi
namamu perlahan lekang di keramaian maya
istana penantian tak seindah dunia
jarum jam seolah tak lagi berdetak
siang tak lagi mengusir malam
pagi tak juga mengejar petang
hanya satu harapan hidup kapan bumi berdentang hebat biar penantian sampai ke batas.
memapah asa di antara kemelut kasih tak berujung
berharap mendung agar memuntahkah embun di ujung malam
tangan berlumpur dosa datang mengetuk pintu langit
menatang nasib mengintai arah takdir
sungai jiwa kering kerontang
iman tak membungkam
angan bernafsu meniduri alam bersyahwat
arwah penasaran mengejek dalam igauan
bangkai dunia menebar aroma busuk
tahta bermakhota durjana menggugah selera
bergerombolan kawan pulang kampung halaman
melewati jalan menikung tak berujung
menelusuri nasib curam dan riam mengancam
lorong waktu gelap menantang kasih
pelita hidup padam menghadang jalan setapak
penyamun kalbu mengubur kaburkan makna
pintu pintu tak berkunci menanti kedatanganmu
pengawal berjubah hitam siap mencecar
galah panjang tak terbilang berbulu menembus kerak mendedah raga
meraba di bilik kelam penuh duri dan onak
blangkon di dada dipajang di ruang tamu
kuda bermerek tak mau mengusung
semburan air mata membasahi kain kasa
tidur di bantal berbalut tembikar
duduk termangu mengharap angin masuk lewat celah bumi
namamu perlahan lekang di keramaian maya
istana penantian tak seindah dunia
jarum jam seolah tak lagi berdetak
siang tak lagi mengusir malam
pagi tak juga mengejar petang
hanya satu harapan hidup kapan bumi berdentang hebat biar penantian sampai ke batas.
Friday, February 10, 2017
Rasa Sang Penyair
RASA SANG PENYAIR
Tak terpercik harapan yang terjuntai..
Bergelar kepingan kapas dan debu yang melayang tanpa mata angin
Hanya melayang,,tanpa adanya butiran debu yang terbawa..
Jiwaku Gaduh,,
Pecahkan saja tangisku!!!
Berlari,,tapi aku tak sanggup menerjang hempasan kapasku,,
Sepi..tapi dirasa ramai bagai tak terdengar sunyiku,,
Membuka jalanan nan begitu suram...
...berteriak!!!
tapi tak kudengar,,,
Binaran yang begitu jauh terlampau,,aku pun jatuh.
Tak dirasa,,seperti bongkahan jiwa yang tak akan lelah dalam masa..
Aku berlari,,aku kan berlari sampai mati,,
Kulukiskan merah darahku ketika kuingin menangis..
Hanya aku yang terdengar...hanya aku yang akan tertawa.
Orange..biru..putih..hijau,,dan hitam mewarnanya kehidupan,,
kulalui bak kereta api yang melaju kencang..
Seperti siput betina yang kelaparan..
Lirih....bagai nyiurku terhempas lambaian angin buta,,
Ku genggam..hanya aku yang tergenggam.
Seperti air sungai tanpa muara...
dan terus menari mencari muara pelabuhan sesungguhnya...
Tak terpercik harapan yang terjuntai..
Bergelar kepingan kapas dan debu yang melayang tanpa mata angin
Hanya melayang,,tanpa adanya butiran debu yang terbawa..
Jiwaku Gaduh,,
Pecahkan saja tangisku!!!
Berlari,,tapi aku tak sanggup menerjang hempasan kapasku,,
Sepi..tapi dirasa ramai bagai tak terdengar sunyiku,,
Membuka jalanan nan begitu suram...
...berteriak!!!
tapi tak kudengar,,,
Binaran yang begitu jauh terlampau,,aku pun jatuh.
Tak dirasa,,seperti bongkahan jiwa yang tak akan lelah dalam masa..
Aku berlari,,aku kan berlari sampai mati,,
Kulukiskan merah darahku ketika kuingin menangis..
Hanya aku yang terdengar...hanya aku yang akan tertawa.
Orange..biru..putih..hijau,,dan hitam mewarnanya kehidupan,,
kulalui bak kereta api yang melaju kencang..
Seperti siput betina yang kelaparan..
Lirih....bagai nyiurku terhempas lambaian angin buta,,
Ku genggam..hanya aku yang tergenggam.
Seperti air sungai tanpa muara...
dan terus menari mencari muara pelabuhan sesungguhnya...
Ambil pelajaran.
Yang Sudah Berlalu Tak Perlu Disesali :: Suatu ketika, ada seorang pemuda yang mendapat warisan dari orangtuanya. Karena tergolong keluarga sederhana, ia hanya mendapat sedikit uang dan beberapa buah buku. Sebelum meninggal, ayahnya berpesan, “Anakku, buku-buku ini adalah harta yang tak terhingga nilainya. Ayah berikan kepadamu, baca dan pelajarilah. Mudah-mudahan kelak nasibmu bisa berubah lebih baik. Dan ini sedikit uang, pakailah untuk menyambung hidup dan bekerjalah dengan rajin untuk menghidupi dirimu sendiri.” Tak berapa lama, uang yang ditinggalkan pun habis terpakai. Sejenak ia melongok buku-buku peninggalan ayahnya. Ia teringat pesan dari orangtuanya agar belajar dari buku tersebut. Karena malas, ia mengambil jalan pintas. Buku itu dijual kepada teman yang mau membeli karena kasihan. Sebagai gantinya, ia mendapatkan beras untuk makan sehari-hari. Beberapa saat kemudian, si pemuda harus mulai bekerja kasar demi menyambung hidup. Yang membuatnya heran, teman yang dulu membeli bukunya, kini hidupnya kelihatan nyaman dan semakin maju. Karena penasaran ingin tahu, apa yang membuat teman tadi bisa berhasil hidupnya, dia mendatangi dan bertanya. Meski sempat tidak mau membuka rahasia, setelah didesak dan kasihan melihat nasib si pemuda, akhirnya si teman terbuka. “Sebenarnya, aku sangat terbantu dengan buku yang kamu jual padaku. Dulu aku beli buku itu karena kasihan kepadamu. Kubiarkan saja berdebu di sudut kamar. Suatu hari, iseng karena ingin tahu, kubaca dan ternyata, wahh…isinya bagus sekali! Sebuah pelajaran hidup yang luar biasa.” “Bukan itu saja,” sambung temannya. “Di dalam buku itu terselip pesan, agar si pembaca setelah menguasai isi buku tersebut mau praktik dengan sungguh-sungguh. Sungguh, aku beruntung aku mendapat buku itu darimu. Lihat, hidupku jadi berubah. Sebenarnya, dari mana buku-bukumu itu berasal?” Mendengar cerita temannya itu, si pemuda sangat menyesal. Harta peninggalan ayahnya ternyata jauh lebih berharga dari yang ia kira. Karena malas membaca, kini ia hanya jadi pekerja kasar yang hidup ala kadarnya. “Buku itu sebenarnya warisan dari orangtuaku,” jawab si pemuda. “Jujur, aku malas membacanya dan tidak tahu kalau ayahku menyimpan pesan yang sangat berharga. Sungguh, aku menyesal. Teman, boleh aku pinjam kembali buku-buku itu untuk memulai hidupku yang baru? Aku ingin bisa mengubah hidupku menjadi lebih baik.” Demikianlah, banyak hal yang kadang tak kita mengerti dari pilihan-pilihan yang kita jalani. Sering mengundang penyesalan, seperti si pemuda tadi. Tapi bagi yang mau belajar, setiap kegagalan, setiap kesalahan pasti punya nilai pembelajaran. Maka, ada ungkapan “hal yang sudah berlalu tak perlu disesali”. Sudah sepatutnya kata-kata bijak tadi kita jadikan pegangan hidup. Jika hari ini kita gagal, kita siap bangkit lagi! Mari, jangan sesali yang sudah berlalu, jangan pula takut pada masa depan. Kita belajar dari banyak kesalahan dan segala ketidaknyamanan, untuk mengambil pilihan yang ada pada hari ini sebagai dasar pijakan meraih keberhasilan yang lebih membanggakan. Tetap berjuang!
Saturday, February 4, 2017
Entah untuk siapa?
Untuk siapakah?
Aksara yang kau senandungkan..
Kelopak mawar merah yang kau rajut keharuman nya.
Pada gadis berkrudung merah yang namanya sekalipun tak kau tau.
Apalagi wajah yang menawan, sedang dalam mimpi pun tak kau temukan..
Untuk siapakah?
Goresan jingga senja kau lukiskan senyumannya.
Untuk siapakah?
Kebeningan embun pagi pada kuncup melati, kau isaratkan kerlingan matanya...
Untuk siapakah?
Derai getar dalam dadamu kau tuangkan seteguk do'a kala hening malammu.
Untuk siapakah?
#ENTAH.
29-3-16.
Aksara yang kau senandungkan..
Kelopak mawar merah yang kau rajut keharuman nya.
Pada gadis berkrudung merah yang namanya sekalipun tak kau tau.
Apalagi wajah yang menawan, sedang dalam mimpi pun tak kau temukan..
Untuk siapakah?
Goresan jingga senja kau lukiskan senyumannya.
Untuk siapakah?
Kebeningan embun pagi pada kuncup melati, kau isaratkan kerlingan matanya...
Untuk siapakah?
Derai getar dalam dadamu kau tuangkan seteguk do'a kala hening malammu.
Untuk siapakah?
#ENTAH.
29-3-16.
Altar memory
Pada tiap jalan berliku.
Jalan lurus itu.
Ada yang berlubang...
Retak memanjang...
Berlalu melaju pada tiap roda.
Lalu perlahan mundur.
Pada tahun yang lalu..
Senyum yang keluar itu.
Melody tawa itu.
Semakin merdu..
Mengajak menari pada altar memory..
Adakah masa itu berulang.
Symphony nada terindah..
Dalam mozaik hidup ini.
Tebuwung,2016
Friday, February 3, 2017
Aksara tentangmu
Saat bersama rembulan yang
tertidur di balik selimut
mendung., aku bertanya pada
desah angin malam.,dapat kah
bertahan menelusuri jalan
cinta tanpa cahaya purama.,sementa ra rasa rindu semakin sesak memenuhi
ruangan dalam dada yang telah
penuh dengan bayangan wajah
dan senyum
mu.,
Tak terhitung... masa-masa yang telah terlewati tanpa
kekasih., seperti helaan nafas
datang dan pergi meninggalkan
kisah kasih yang tertunda dan
lenyap dibawa nestapa..
Seberapa besarkah kekuatan ku untuk selalu terpuruk dalam
menetap kan cinta ini., ketika
keraguan meraja lela dalam ilusi..
sungguh aku tersadar bahwa
untuk berada disamping mu
memang lah tak sesederhana seperti menyusuri selembar
peta.,
begitu jauhnya dirimu tuk ku
rengkuh .,tetapi aku tak
berdaya tuk
melepas cinta yang kau beri ketika kemelut menghantam jiwa
.,
Aku tahu dan dapat memaknai
raut wajahmu yg tergambar
diwarna pelangi tentang
kegelisahan juga kerinduan yang tak tertahan kan…
ah.. apakah harus melawan hari
esok yang kian mendekat..semen tara aku masih berjalan memunguti satu satu arti dari
semua pristiwa dunia, walau
kadang harus tengelam dalam
keindahan yang tak abadi...
Jika aku menengadah ke langit,
aku melihat gemerlapan cahaya bintang yang memenuhi
kegelapan tak akan pernah
memudar.,begitu lah hatiku yang penuh dengan dirimu ini..
Andai aku dapat seperti
matahari yang selalu bersinar
cemerlang., aku ingin didekap
dalam keharumanmu tubuh mu
walau untuk beberapa saat agar nafasmu mengisi rongga
dada ku dan membuat hilang
sebak nya ini.,
aku tak pernah mampu untuk
tidak menyusun
aksara aksra tentang dirimu., sebab sepasang mata indah mu
selalu
bersama ku dalam melewati
berbagai untaian peristiwa.,
tidurlah duhai engkau yang tak
mungkin ku sentuh., akan aku pastikan pada semua
musim.,bahwa suatu hari aku
akan
membawamu ke musim yang
terang benderang dan menuju
bunga-bunga yang bermekaran di langit bagaikan
salju...menuju bunga..
tertidur di balik selimut
mendung., aku bertanya pada
desah angin malam.,dapat kah
bertahan menelusuri jalan
cinta tanpa cahaya purama.,sementa ra rasa rindu semakin sesak memenuhi
ruangan dalam dada yang telah
penuh dengan bayangan wajah
dan senyum
mu.,
Tak terhitung... masa-masa yang telah terlewati tanpa
kekasih., seperti helaan nafas
datang dan pergi meninggalkan
kisah kasih yang tertunda dan
lenyap dibawa nestapa..
Seberapa besarkah kekuatan ku untuk selalu terpuruk dalam
menetap kan cinta ini., ketika
keraguan meraja lela dalam ilusi..
sungguh aku tersadar bahwa
untuk berada disamping mu
memang lah tak sesederhana seperti menyusuri selembar
peta.,
begitu jauhnya dirimu tuk ku
rengkuh .,tetapi aku tak
berdaya tuk
melepas cinta yang kau beri ketika kemelut menghantam jiwa
.,
Aku tahu dan dapat memaknai
raut wajahmu yg tergambar
diwarna pelangi tentang
kegelisahan juga kerinduan yang tak tertahan kan…
ah.. apakah harus melawan hari
esok yang kian mendekat..semen tara aku masih berjalan memunguti satu satu arti dari
semua pristiwa dunia, walau
kadang harus tengelam dalam
keindahan yang tak abadi...
Jika aku menengadah ke langit,
aku melihat gemerlapan cahaya bintang yang memenuhi
kegelapan tak akan pernah
memudar.,begitu lah hatiku yang penuh dengan dirimu ini..
Andai aku dapat seperti
matahari yang selalu bersinar
cemerlang., aku ingin didekap
dalam keharumanmu tubuh mu
walau untuk beberapa saat agar nafasmu mengisi rongga
dada ku dan membuat hilang
sebak nya ini.,
aku tak pernah mampu untuk
tidak menyusun
aksara aksra tentang dirimu., sebab sepasang mata indah mu
selalu
bersama ku dalam melewati
berbagai untaian peristiwa.,
tidurlah duhai engkau yang tak
mungkin ku sentuh., akan aku pastikan pada semua
musim.,bahwa suatu hari aku
akan
membawamu ke musim yang
terang benderang dan menuju
bunga-bunga yang bermekaran di langit bagaikan
salju...menuju bunga..
Bukan taman imaji
Kemarilah duduk dan nikmati,.
Dikala lelah langkahmu mencari.
Dikala kesendirian hinggap dlm rasamu..
Disini kusajikan tarian aksara.
Serta kidung melody kedamaian.
Rasakan keharuman semerbak bungah dikala musim semi...
Duhai sang jelita,.
Beranjaklah kala sang pangeran yang kau damba menjemput..
Langkahkan kakimu beralih kala kau temukan taman yg kau impikan..
Biarkan bungahq berguguran.
Biarkan melody tak berirama lagi...
Biarlah hanya tetes hujan yg menyirami pohon rasaq.
Sampailah nanti ada yg mengerti ini bukanlah taman imaji.
Dikala lelah langkahmu mencari.
Dikala kesendirian hinggap dlm rasamu..
Disini kusajikan tarian aksara.
Serta kidung melody kedamaian.
Rasakan keharuman semerbak bungah dikala musim semi...
Duhai sang jelita,.
Beranjaklah kala sang pangeran yang kau damba menjemput..
Langkahkan kakimu beralih kala kau temukan taman yg kau impikan..
Biarkan bungahq berguguran.
Biarkan melody tak berirama lagi...
Biarlah hanya tetes hujan yg menyirami pohon rasaq.
Sampailah nanti ada yg mengerti ini bukanlah taman imaji.
Serpihan mozaik hidup kita
Mencoba melangkah pada jalan yang belum pernah kulalui..
Disini kucoba menemukan serpihan serpihan mozaik kesuksesan..
Ajari saya menjadi sukses untuk diri, keluarga dan lingkungan.
Sadar dengan sebetulnya perjalanan ini sangat panjang.. Pasti kutemukan jalan yang berliku, terjal dan curam.
Tapi, aq takkan berhenti melangkah.
Kegagalan adalah guru terbaik untuk menuju keberhasilan..
Saya tak pandai bercerita maka izin kan saya menuangkan disini..
Serpihan mozaik berisi tentang pengalaman cita dan cinta.. Tentang apapun rasa yang kita terima. Karna dadaku rasamu rasa kita adalah serpihan mozaik perjalanan hidup.
Disini kucoba menemukan serpihan serpihan mozaik kesuksesan..
Ajari saya menjadi sukses untuk diri, keluarga dan lingkungan.
Sadar dengan sebetulnya perjalanan ini sangat panjang.. Pasti kutemukan jalan yang berliku, terjal dan curam.
Tapi, aq takkan berhenti melangkah.
Kegagalan adalah guru terbaik untuk menuju keberhasilan..
Saya tak pandai bercerita maka izin kan saya menuangkan disini..
Serpihan mozaik berisi tentang pengalaman cita dan cinta.. Tentang apapun rasa yang kita terima. Karna dadaku rasamu rasa kita adalah serpihan mozaik perjalanan hidup.
Subscribe to:
Posts (Atom)